Sabtu, 06 Juli 2013

Catatan Perjalanan Indies di Rangkasbitung



Saat itu pada hari rabu  jam 07.00 wib semua anak sejarah STKIP Seti Budhi Rangkasbitung semester VI berkumpul di gereja pasundan atau Gereja Jemaat tepatnya di dekat jembatan dua Rangkasbitung. Hari itu kita berkumpul untuk melihat kembali Indis di Rangkasbitung. Tapi waktu itu saya dan Rusdi telat karena bangun terlalu siang. Waktu itu Saya dan Rusdi mengikuti mata kuliah sejarah kebudayaan hanya mengikuti terakhir, yaitu pas di akhir mata kuliah (di setasiun rangkasbitung). Stasiun Kereta Api Rangkasbitung tempat itu dulunya tempat transpotasi yang efektip pada jaman belanda dan jepang. Karena masyarakat sangat efektip untuk berpergian. Stasiun Kereta Api Rangkasbitung  yang pertama kali dibuka pengoperasiannya pada tanggal 1 Juli 1900, sebelum ke Stasiun di jalan kita melewati tempat Penghasil Minyak terbesar di Asia (dahulunya) dan tempatnya persis di Belakang Pusat Perbelanjaan BARATA Rabinza Mall. Tanggal 7 aprilnya saya dan rusdi kembali melanjutkan perjalanan Indis di lebak karena saat dengan teman-teman saya hanya ikut separuh perjalanannya saja. Pertama saya pergi kemenara air yang ada di makam pahlawa. Tempat ini dulunya tempat penampungan air yang ada di lebak. Perjalanan kedua saya melanjutkan ke kantoar Bupati lebak, yang disampingnya kantor dinas Douwes Dekker pada jaman belanda. Setelah disana saya melanjutkan kembali perjalanan ke jembatan dua sekitar jam 17.35 sore. Dan perjalanan yang terakhir saya Ke-Gereja pasundan atau gereja Jemaat. Perjalanan Indis di Rangkasbitung saya berakhir di Gereja pasundan atau gereja Jemaat. Bangunan  itu amat kokoh dari jaman belanda hingga sekarang dengan pondasi yang sangat kokoh.





 




,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar