Saat
itu pada hari rabu jam 07.00 wib semua
anak sejarah STKIP Seti Budhi Rangkasbitung semester VI berkumpul di gereja pasundan atau Gereja
Jemaat tepatnya di
dekat jembatan dua Rangkasbitung. Hari itu kita berkumpul untuk melihat kembali
Indis di Rangkasbitung. Tapi waktu itu saya dan Rusdi telat karena bangun
terlalu siang. Waktu itu Saya dan Rusdi mengikuti mata kuliah sejarah
kebudayaan hanya mengikuti terakhir, yaitu pas di akhir mata kuliah (di setasiun
rangkasbitung). Stasiun Kereta
Api Rangkasbitung tempat itu dulunya tempat transpotasi yang efektip
pada jaman belanda dan jepang. Karena masyarakat sangat efektip untuk
berpergian. Stasiun Kereta Api
Rangkasbitung yang pertama kali dibuka
pengoperasiannya pada tanggal 1 Juli 1900, sebelum ke Stasiun di jalan kita melewati tempat Penghasil Minyak terbesar di Asia
(dahulunya) dan tempatnya persis di Belakang Pusat Perbelanjaan BARATA Rabinza
Mall. Tanggal 7 aprilnya saya dan rusdi kembali melanjutkan perjalanan Indis di
lebak karena saat dengan teman-teman saya hanya ikut separuh perjalanannya
saja. Pertama saya pergi kemenara air yang ada di makam pahlawa. Tempat ini
dulunya tempat penampungan air yang ada di lebak. Perjalanan kedua saya
melanjutkan ke kantoar Bupati lebak, yang disampingnya kantor dinas Douwes
Dekker pada jaman belanda. Setelah disana saya melanjutkan kembali perjalanan
ke jembatan dua sekitar jam 17.35 sore. Dan perjalanan yang terakhir saya Ke-Gereja
pasundan atau gereja Jemaat. Perjalanan Indis di Rangkasbitung saya berakhir di Gereja
pasundan atau gereja Jemaat. Bangunan itu
amat kokoh dari jaman belanda hingga sekarang dengan pondasi yang sangat kokoh.
,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar